Desa Jatipunggur memiliki sejarah yang menarik, di mana namanya merupakan gabungan dari dua dusun yang terpisah, yaitu Jatisari dan Punggur. Pada awalnya, kedua dusun ini mungkin merupakan entitas terpisah dengan masyarakatnya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, kedua dusun tersebut mungkin mulai berinteraksi lebih intensif, baik dalam hal ekonomi, budaya, maupun sosial.
Walau sudah terbentuk sejak lama, tetapi belum bisa dipastikan kapan sejatinya desa Jatipunggur terbentuk dan mulai mengorganisir kehidupan masyarakat. Hal ini karena masih kurangnya catatan dan bukti-bukti sejarah yang mendukung.
- Cerita Dusun Punggur
Dusun Punggur, yang merupakan salah satu bagian dari Desa Jatipunggur, memiliki cerita yang menarik tentang keunikannya sebagai tempat yang memiliki nama lain yakni Dusun Bangkreng.
Mengenai nama Bangkreng itu sendiri menurut sumber-sumber orang terdahulu yang sempat dihimpun keterangannya, dahulu penduduk Dusun Punggur bertempat tinggal secara bergerombol, dan bermukim di sekitar lokasi Punden.
Namun ada segelintir warga yang bersikukuh ingin tinggal jauh dari warga yang lain, dikarenakan mereka beranggapan bahwa lokasi yang mereka tempati saat ini akan menjadi tempat yang lebih ramai ke depannya.
Dan warga yang hidup di sekitar Punden selalu mengajak warga yang jauh tersebut untuk ikut pindah ke dekat Punden, namun tidak pernah mau. Maka dari itu orang-orang tinggal jauh dari Punden diinamakan warga Bangkreng (Banggel dan Mekengkreng) yang bisa diartikan orang yang ketika diajak dan dibujuk untuk bergabung selalu Menolak.
Seiring berjalannya waktu, cerita tentang Dusun Bangkreng tetap hidup di antara penduduk Desa Jatipunggur, dan terbukti Lokasi Dusun Bangkreng menjadi lokasi yang lebih ramai dan dijadikan tempat pemukiman baru sampai sekarang.
Sedangkan Punden sampai saat ini masih ada dan setiap tahun dijadikan tempat untuk acara Tradisi Sedekah Dusun Punggur (Nyadran) yang mempunyai tujuan untuk mengirim Do’a kepada para Leluhur Desa Jatipunggur.
Adapun untuk pemberian nama Punggur yang awalnya Bangkreng itu sendiri, menurut sesepuh desa berawal dari kejadian bencana banjir besar yang ada di Desa Lengkong, hingga menyebabkan banyak warga Desa Lengkong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi yakni Dusun Punggur (nama sekarang) yang letaknya lebih tinggi, yang dalam bahasa jawa disebut Munggur (tinggi/gundukan).
- Cerita Dusun Jatisari
Cerita tentang Dusun Jatisari, yang juga merupakan bagian dari Desa Jatipunggur, memiliki akar yang dalam dan menggambarkan perjalanan yang menarik dalam sejarah masyarakatnya. Salah satu cerita yang mungkin diwariskan dari generasi ke generasi adalah tentang perpindahan acara sakral Nyadran yang dahulu dipusatkan di sebuah punden (tempat suci) yang dinamakan Sumur Duwur, beralih ke rumah Kepala Desa.
Dikatakan bahwa di zaman dahulu kala, ketika Dusun Jatisari masih dalam tahap awal perkembangannya, penduduknya hidup dalam kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan spiritual dan adat istiadat. Sebuah punden yang dianggap suci oleh penduduk setempat. Punden ini dipercaya sebagai tempat yang memiliki hubungan erat dengan roh nenek moyang dan dijadikan tempat untuk upacara keagamaan dan tradisional.
Namun lama kelamaan seiring berkembangnya jaman, Tradisi Sedekah Dusun Jatisari yang dipusatkan di Sumur Duwur tersebut dipindahkan ke rumah kepala Desa atau Kepala Dusun yang mempunyai tujuan sama yakni berkirim Doa kepada para leluhur.
- Cerita Bergabungnya Dua Dusun
Kemungkinan besar, proses penggabungan ini terjadi karena faktor-faktor seperti perkembangan ekonomi dan perkawinan antara penduduk kedua dusun. Perlahan-lahan, kedua komunitas mungkin merasa bahwa memiliki identitas yang bersatu akan memperkuat keberadaan mereka dalam lingkungan sekitar.
Mungkin ada peristiwa tertentu yang menjadi titik balik dalam penggabungan kedua dusun tersebut, seperti kesepakatan bersama antara pemimpin dusun atau kesepakatan masyarakat untuk menggabungkan sumber daya dan kekuatan. Akhirnya, nama Jatipunggur diadopsi untuk merefleksikan persatuan antara kedua dusun tersebut.
Setelah proses penggabungan, Desa Jatipunggur kemungkinan mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Pertumbuhan ekonomi bisa saja terjadi karena adanya sinergi antara sumber daya dan tenaga kerja dari kedua dusun yang digabungkan.
Berikut nama-nama Kepala Desa Jatipunggur yang pernah menjabat hingga sekarang :
NO | NAMA | TAHUN MENJABAT |
1 | SIPAH | 1886 - 1921 |
2 | JOYO SENTONO | 1921 - 1945 |
3 | SUKARJI | 1945 - 1991 |
4 | SUWITO | 1991 - 1999 |
5 | KUSSUHADI | 1999 - 2007 |
6 | Hj. PRI WIBANDARI, SE.MM | 2007 - Sekarang |
"Semoga desa Jatipunggur Semakin maju gemah Ripah loh jinawi dan tenteram, bahagia warganya guyub rukun..
"Aamiin ... Terima Kasih !
(Administrator)
10 November 2024